Rabu, 08 Agustus 2007

Pesan Skripsi: Gaya Hidup Mahasiswa Unnes

Mereka sebenarnya mampu menulis skripsi sampai selesai, namun ada beberapa sebab yang kemudian mendorong beberapa mahasiswa melakuan jalan pintas dalam menyelesaikan skripsinya dengan model pesan dari awal sampai akhir. Fenomena ini sebenarnya telah ada di Unnes semenjak tahun 1999. Pada saat itu Mas Dianto membuka jasa olah data skripsi untuk mahasiswa IKIP Semarang (sekarang Unnes) yang ada di Sekaran. Namun tidak lama kemudian, khususnya lima tahun terakhir banyak mahasiswa yang memaknai beda, dimana jasa pengolahan data skripsi malah di gunakan untuk membeli skripsi. Bukan hanya mas Diarto yang ada di gang Pete yang menyediakan untuk membuatkan skripsi, beberapa jenis usaha jasa ini juga dilakukan oleh mas Joko yang beralamatkan di gang yang sama. Usaha jasa yang sama juga di lakukan oleh Pak No yang beralamatkan di gang Nangka sekaran dan Mas Mirawan yang ada di gang Sempaka Sari III.

Beberapa mahasiswa yang biasanya memesan skripsi kebanyakan dari perguruan tinggi Unnes, Undip, UKSW, Stikubank, dan beberapa perguruan tinggi suasta yang ada di Semarang. Kebanyakan mahasiswa yang dari Unnes ketika memesan skripsi pada semester plus, yaitu menginjak semester 14 sampai 16 atau katakan nyaris kena DO. Adapun mahasiswa di luar Unnes kebanyakan di menginjak semester 8.

Kategori mahasiswa yang memesan skripsi sebagian besar dari kelas ekonomi menengah ke atas. Berbagai laar belakang kenapa mahasiswa memesan skripsi tergolong plural. Latar belakang tersebut di antaranya; mengejar target kelulusan tepat waktu, dorongan dari orang tua dan mertua, konsen di ujian komprehensif (ujian mulai dari semester awal sampai akhir), berbeda cara pandang dengan dosen pembimbingnya, memiliki kecerdasan yang rendah, sudah bekerja, berlatar belakang aktifis danmasih banyak yang lainnya.

Mahasiswa yang biasanya memesan skripsi di jasa skripsi diantaranya dari fakulata ilmu sosial Unnes, Fip, FE, dan FIK Unnes. Kendala yang serign muncul dilapangan diantaranya adalah beberapa dosen pembimbing yang berpangkat doktor yang menuntut mahasiswa mencari dan menggunakan teori seperti strata S2. Tujuan dosen pembimbing yang mengininkan skripsi mahasiswanya berkualitas malah ditanggapi lain. Hal ini di karenakan mahasiswa semester akhir memiliki kesibukan lain, misalnya kersan dan menyiapkan ujian komprehensif. Sehingga dengan kendala di atas, banyak mahasiswa yang menanggapi dengan jalan pintas, yaitu dengan memesan skripsi di jasa pembuatan skripsi.

Pesan skripsi mulai proposal sampai jilidan memberi peluang usaha tersendiri untuk para penganggur intelektual di Unnes yang betah berdomisili di Sekaran. Hanya dengan modal 7 juta sebagai modal awal untuk membeli perangkat komputer dan kontrak kamar, para pembaca peluang ini dalam perbulannya mampu meraup konsumen sampai 10 orang. Seperti halnya mas Wirawan dengan usaha jasa yang di beri nama Data Com (Data Komputer) dengan modal awal kurang lebih tujuah jutaan, saat ini omsetnya tidak kurang dari 20 juta. Jasa yang di buka olrh mantan kettua bem fis periode ...... ini, tidak hanya membuat skripsi saja, dia juga melayani olah data, konsultasi skripsi, dan melakukan penelitian di lapangan. Setiap satu judul skripsi taripnya bermacam-macam, dari harga 500 ribu sampai 2,5 juta. Kebanyakan tarip harga yang rendah, skala 500 ribi sampai 1 juta biasanya mahasiswa kenalan dekat darinya. Dengan pendapatan tersebut di atas, mas Wirawan mampu mengumpulkan omset setiap tahunny atidakkurang dari 20 juta rupiah. Untuk mencapai omset sebesar itu mas Wirawan tidak keluar sepeserpun uang untuk pemasaran jenis usahanya. Hanya dengan relasi,mas Wirawan menggunakan model pemasaran usahanya. Jenis usaha ini memang tergolong menciptakan mode tersendiri. hal ini dapat dilihat, jenis usaha yang saat ini berkembang di kawasan sekaran sebagian besar adalah warung, cunter hp, salon, dan jenis jasa lainnya. Walaupun jenis usaha ini tergolong sulit, namun hal ini tidak menyulitkan para penjual jasa pembuatan skripsi maahsiswa starta satu. Untuk menambah daya tarik konsumen, beberapa startegi usaha yang dilakukan diantaranya; memberikan kualitas jasa yang optimal, tepat waktu (berusaha sesuai perjanjian), dan menganggap setiap tantangan dan ancaman adalah peluang terbesar.


Disela-sela gaya hidup mahasiswa yang tergolong ingin instan ini, para pembuka usaha pembuat skripsi ini memandang gaya hidup mahasiswa sebagai berikut; ada kencenderungan mahasiswa saat ini mulai kehilangan prestasi dan prestisnya sebaai penyambung lidah masyarakat. Hal ini dikarenakan mulai terkontaminasi pertimbangan untung rugi.


1 komentar:

aizat mengatakan...

maaf mengganggu saya hanya ingin berbagi artikel yang berkaitan tentang gaya hidup mahasiswa
berikut linknya :
http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3478/1/JURNAL_2.pdf
semoga bermanfaat :)