Rabu, 08 Agustus 2007

Diskusi Kemerdekaan

KOMUNITAS DISKUSI MAHASISWA

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2006

DISKUSI KEMERDEKAAN

Hari,tanggal : Senin, 14 Agustus 2006

Waktu : 21.00-01.30 WIB

Tempat : Pelataran Kemerdekaan PKM FIS











Azis : Kegiatan semacam ini wajib dibudayakan, karena kampus tanpa diskusi ibarat mati. Mungkin saja dari obrolan-obrolan ringan ini akan lahir pemikiran-pemikiran besar yang bahkan mampu memperbaiki dunia. Bicara tentang kemerdekaan, ketika pola pikir kita masih terpetak-petak oleh berbagai kepentingan sehingga kita belum mampu berpikir secara bebas, dan adil. Maka tanyakan kembali pada diri kita masing-masing, “apakah kita benar-benar telah merdeka?”


Bambang NS: Kembangkan budaya diskusi, kebersamaan, dan kesatuan. Menyikapi masalah Refleksi 61 tahun Indonesia merdeka, memang masih menjadi pertanyaan, bahkan perdebatan yang sangat rumit. Hilangkan perpecahan dan satukan rasa kekeluargaan. Karena bisa di katakan bahwa persahabatan kita bagaikan kapal yang tak pernah tenggelam walaupun di tengah lautan luas. Apakah mahasiswa di Era 61 tahun Indonesia merdeka juga sudah merdeka, tentu tidak semudah apa yang telah tertulis dalam Undang-undang Dasar 1945. Di zaman merdeka seperti ini, trernyata masih banyak para mahasiswa yang yang tidak peduli kepada orang lain, bahkan pada dirinya sendiri-pun mereka tidak peduli samam sekali, banyak mahasiswa yang lebih mengedepankan akademiknya tetapi dalam hal sosial mereka masih sangat kurang, sehingga tidak salah jikalau mahasiswa suka yang sifatnya instan, seperti lulus secara instan dan mendapatkan nilai baik. Ada seorang pepatah mengatakan “Tinggal menunggu waktu untuk menjadi tua tetapi butuh waktu untuk menjadi dewasa”. Itu ternyata sulit dibuktikan oleh mahasiswa yang lebih mementingkan golongannya dan dirinya sendiri. Apakah Indonesia akan seperti ini terus?

Dian Bagus Styawan :berbicara mengenai kemerdekaan dan siapa yang merdeka terkadang membuat kita bingung,pada waktu lampau Sukarno menyatakan kemerdekaan memang benar karena waktu itu kita merdeka dari penjajahan. Tindak lanjut dari kemerdekaan dalam era masa kini dan globalisasi, Kemerdekaan itu hanya milik mereka yang berada pada posisi menguntungkan seperti penguasa dan orang kaya, dan bagi mereka yang tertindas kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan ketidak adilan masih mencari celah untuk mencari kemerdekaan, mereka adalah orang-orang yang belum merdeka.

Pamel : saya merasa kalau kita walaupun sama-sama sering berada di PKM namun tidak dapat dipungkiri kalau kita tidak saling mengenal. Padahal kita adalah satu fakultas dan sering bahkan hampir setiap hari kita bertatap muka. menjelang kemerdekaan kita perlu membenahi segala sesuatu yang ada pada diri kita. Ketika kita melihat gedung PKM yang merupakan fasilitas untuk mahasiswa. Kita memang benar menggunakan PKM untuk kegiatan kita. Namun keadaan yang jauh dari semangat kemerdekaan, apakah kita sudah benar-benar menggunakannya dengan baik? Penghuni PKM terlihat kurang enak dipandang karena terkesan dekil...dimana kebersamaan kita dalam membangun semangat kesatuan dan persatuan untuk Indonesia yang merdeka/..

Akbar : malam ini bagai malam yang membuat saya bertambah pengetahuan dan akrab dengan para sahabat diskusi ,saya teringat kata seorang almarhum tokoh komedi indonesia:bahwa perjuangan itulah kehidupan’masa senang masa susah itu sama saja( lesus ),beliau mengutarakan bahwa ketika kita senang harus ingat masa sedih beitu pula sebaliknya sehingga kita mempunyai kontrol terhadap sifat kita,dana itu sesuai dengan yang kita lakukan pada malam ini untuk memperingati kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan dan kita harus mengisi dengan perbuatan yang positif salah satuinga diskusi pada malam ini.

Fatkhan : Hari kemerdekaan yang selama ini kita rasakan hanya sebatas peringatan tahunan, perlu adanya inovasi baru dalam mengisi acara ceremonial tahunan tersebut. Sehingga dengan adanya diskusi ini diharapkan diteruskan dengan kegiatan-kegiatan lain yang bermanfaat. Namun demikian, kemerdekaan yang identik dengan kebebasan sering disalah artikan dengan bebas untuk berbuat apa saja. Padahal pada hakikatnya kebebasan yang ada sekarang harus diiringi dengan tanggung jawab. Sehingga dengan adanya kebebasan tersebut kita dapat beraktifitas dengan enak, tapi tidak dengan seenaknya beraktifitas; kita dapat kuliah dengan enak namun tidak seenaknya kuliah; kita dapat berdiskusi dengan enak tapi tidak seenaknya berdiskusi. Apabila hal yang demikian dapat terwujud, maka sebuah situasi kondusif akan terwujud.

Oki Nursetiawan : Refleksi kemerdekaan bangsa sebagai refleksi terhadap konsep kemerdekaan pribadi. Realitas yang ada adalah bahwa mahasiswa yang sering beretorika masalah idealisme mahasiswa, demokrasi, dan keadilan HAM, pada dirinya sama sekali belum tuntas masalah pemahaman arti status dan peran yang dimainkan untuk kemerdekaan bangsa. Dan pemahaman yang berkembang pada saat ini ditataran mahasiswa lebih pada kebebasan yang ujung-ujungnya adalah arogansi sektoral. Dan mahasiswa juga yang saya pandang penyebab disintegrasi bangsa, hal ini riil, terlihat dalam dunia kampus-dalam perpolitikan mahasiswa-telah terkotak-kotakannya mahasiswa pada konsep kebebasan pribadi maupun golongan yang saling menyingkirkan. Dan forum-forum penyelesaian masalah secara diplomasi/musyawarah hanyalah dianggap sebagai tahapan formal yang sudah menjadi ritual yang sebenarnya tidak ada kata sepakat maupun kesepakatan antar golongan mahasiswa. Itulah realitas yang sering kita lihat dalam dunia kemahasiswaan saat ini. Jadi, pada kesempatan yang berbahagia ini, mari kita sama-sama merefleksikan konsep merdeka iri pada diri masing-masing. Apakah kita memang merupakan kader intelektual muda bangsa yang dapat membangun secara progressif, ataukah kita cuma sebatas kader seksual yang nol pemikirannya dan yang hanya bisa mengedepankan hura-hura,pacaran, ataupun hal sejenisnya. Dan apakah kita sampai saat ini,terutama yang bergerak diperpolitikan mahasiswa adalah merupakan kader politik mahasiswa yang mengedepankan politik golongan?. Dan apa yang menjadi refleksi kita bersama adalah : masihkah kita bisa untuk bersatu dengan mahasiswa lintas golongan? Harapannya kita semua mempunyai semangat persatuan dan kesatuan,sehingga kita akan benar-benar bisa mempertahankan kemerdekaan diri, kemerdekaan bangsa untuk pembangunan secara berkelanjutan.



Erieq D. Nugroho : Walaupun sekarang ini Indonesia sudah merdeka selama 61 tahun tetapi hampir semua manusia Indonesia tidak ada yang merasa merdeka. Hal ini dikarenakan tingginya kesenjangan sosial-ekonomi yang ada dalam struktur masyarakat. Orang miskin merasa belum merdeka karena keterbatasan, kelaparan dan ketidak-berdayaan mereka. Sedangkan orang kaya juga tidak merasa merdeka (aman) karena mereka takut akan adanya tindakan anarkis (pencurian, perampokan/pemalakan) dari orang-orang yang tidak dapat menahan rasa laparnya. Oleh karena itu, hendaknya kemerdekaan bukan hanya berarti bebas dari penjajahan bangsa lain tetapi juga kemerdekan dapat diartikan bebas dari rasa lapar dan rasa tidak aman. Dan hal ini dapat terpenuhi dengan adanya kesejahteraan yang merata bagi seluruh rakyat negeri ini yaitu dengan mempersempit/memperpendek kesenjangan yang ada.



Tidak ada komentar: